Sabtu, 12 Desember 2009

Kontes SEO berhadiah 30 Juta

Ada info nih ... buat kamu yang pingin ikutan Kontes SEO berhadiah 30 Juta Rupiah, ada yang mau ikutan silahkan baca info dibawah ini selengkapnya.

Silahkan di lanjutkan membacanya :

Hadiah puluhan juta menanti Anda, jangan lewatkan kesempatan ini!!

Juara I : Netbook HP 5101 Mini Note Black + Uang tunai Rp. 5.000.000,-
Juara II : Blackberry Javelin + Uang tunai Rp. 3.000.000,-
Juara III : Blackberry Gemini + Uang tunai Rp. 2.000.000,-
Juara IV : HP Nexian + Uang tunai Rp. 1.500.000,- + 2 ticket waterbom
Juara V : Uang tunai Rp. 1.500.000,- + 2 ticket waterbom
Juara VI : Uang tunai Rp. 1.000.000,- + 2 ticket waterbom
Juara VII : Uang tunai Rp. 500.000,- + 2 ticket waterbom
Juara VIII : Uang tunai Rp. 500.000,- + 2 ticket waterbom
Juara IX : Uang tunai Rp. 500.000,- + 2 ticket waterbom
Juara X : Uang tunai Rp. 500.000,- + 2 ticket waterbom


Waktu perlombaan :
30 November 2009 pukul 00.00 WIB - 3 Maret 2010 pukul 00.00 WIB

Kata Kunci/ Keyword yang dilombakan :
Astaga.com lifestyle on the net

Ada yang tertarik silahkan langsung saja berkunjung ke sini

Sabtu, 14 Maret 2009

culeg

Setelah sebelumnya posting soal alasan datang ke Tempat Pemungutan Suara, kali ini aku ingin menampilkan para caleg dengan spanduknya yang nyeleneh "Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan", postingan ini terinspirasi dari email seorang teman.

"Banyak jalan menuju Roma" kata pepatah, banyak jalan untuk meraih dukungan "Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan", salah satunya adalah dengan memasang spanduk berukuran besar (baleho) atau spanduk kecil atau selebaran-selebaran yang sering kita jumpai di perempatan-perempatan lampu merah jalan-jalan protokol.

Memang ini cara legal yang diperbolehkan KPU dengan mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku. Akan tetapi banyak dari para caleg yang dengan sengaja atau tidak melanggar peraturan tersebut dan pihak PANWASLU harus bertindak ekstra keras untuk menertipkan pelanggaran yang terjadi. Dari pemasangan spanduk "Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan" tersebut kita bisa menilai sejauh mana para celeg tersebut bisa kita andalkan untuk menyuarakan aspirasi kita, lha....jika baru masang spanduk saja sudah banyak yang melanggar peraturan dari KPU, gimana entar kalau sudah jadi anggota legislatif.

Caleg yang katanya peduli dengan lingkungan hidup disekitar, malah memasang spanduk dipaku pada pohon-pohan yang rindang di tepi jalan....ini adalah tindakkan menghalalkan segala cara untuk mencapai ambisinya.Jangan tertipu "Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan" oleh spanduknya belaka, memang dengan pemasangan spanduk tersebut bisa nendongkrak popularitas seorang caleg, tapi ingat kita tidak butuh kepopuleran seorang caleg, yang kita butuhkan adalah kemauan dan keloyalitasannya untuk memperjuangkan aspirasi kita di dalam lembaga legislatif. Sekarang ini kita banyak mengenal wajah para caleg, akan tetapi kita tidak mengenal sosok caleg tersebut dalam kehidupan sehari-harinya, apakah benar-benar mereka semua peduli dengan lingkungan sekitar. Jangan-jangan mereka dengan tetangga saja tidak kenal ?

Satu lagi untuk pertimbangan dalam menentukan pilihan, saya pernah mendengarkan dialog di radio yang cukup terkenal di Surabaya dengan topik jadi caleg merupakan lowongan bursa kerja "Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan", kenapa demikian, dari hasil surve 40 % caleg tidak mempunyai perkerjaan yang jelas. Tapi menurut seorang pengamat politik, pekerjaan dari caleg yang tidak jelas itu tidak masalah, yang penting setelah terpilih menjadi anggota legislatif mereka dapat memperjuangkan aspirasi dari yang memilihnya.
Usaha caleg untuk mendapatkan dukungan :

Kamis, 06 November 2008

Jakarta celebrates the Menteng Kid’s victory

The Jakarta Post , Jakarta

Jakarta shared the anxiety and the joy of the U.S presidential election won by new Indonesian darling Barack Hussein Obama on Wednesday.

It was a special day for students of Obama’s former school SDN Menteng 01, Central Jakarta, who gathered at the school’s hall to watch the final results pour in. Several pictures of Obama during his school years there were prominently displayed.

A 15-minute silence has been held here every day since Monday to allow the students to pray for Obama’s victory.

“Every day we have something different to pray for, but since Monday we have prayed for him,” said principal Kuwadiyanto.

Obama, or Barry as he was affectionately called during his time in Indonesia, enrolled in the school — then named SD Besuki — as a third-grader in 1968. He previously attended the Fransiskus Asisi Catholic School, also in Central Jakarta.

Obama’s historic election as the next U.S. president was a dream come true for his supporters in Indonesia.

“I think it’s good motivation for the children to study hard and set their dreams high,” Kuwadiyanto said.

Israella Dharmawan, Barry’s former teacher at Fransiskus Asisi and an avid follower of the U.S. election, said she was proud and touched by Barry’s win.

“I hope to see him become a good president and keep his campaign promises,” she said, adding he was good, cheerful and easygoing as a young boy.

“I remember he once wrote two stories titled ‘My mother, my idol’ and ‘I want to be a president’,” she said.

Obama’s former classmates at SDN Menteng 01 also recalled the times they spent at CafĂ© Pisa, Menteng, with the now U.S. president-elect.

Obama moved to Indonesia at the age of six with his mother Ann Dunham and his Indonesian stepfather Lolo Soetoro. He lived in Jakarta from 1967 to 1971.

In the rest of the capital, Jakartans cheered the election of Anak Menteng (the Menteng Kid) as America’s first black president.

“Though I am not an American, I am very happy to hear that a child who studied in Menteng will be the next U.S. president,” Sugiyono, a taxi driver, said after hearing radio reports of Obama’s win.

The U.S. Embassy and USINDO organized a U.S. Election Day event at the InterContinental Hotel’s Grand Ballroom. Most of the guests were non-Americans.

“It’s no longer a U.S. election,” one guest said. “It looks like an international election. People all over the world are eagerly awaiting the outcome of the election.”

Among U.S. Ambassador Cameron R. Hume’s invited guests were presidential spokesmen Dino Patti Djalal and Andi Mallarangeng, former ministers Emil Salim and Alwi Shihab, members of the House of Representatives, scholars, journalists and diplomats.

Despite their busy schedules, the British, Swiss, German, Austrian, Brazilian, Mexican, Jordanian, Tunisian, Palestinian and Singaporean ambassadors turned up to witness the historic moment.

Enda Nasution, who chairs the Obama for Indonesia society, celebrated Obama’s victory with 300 members of the group, which was founded over the Internet.

“It’s great to be part of history. No one thought Obama would win the U.S. presidency,” Enda said.

About This Blog

About This Blog

  © Blogger template 'Sunshine' by Ourblogtemplates.com | Distributed by Deluxe Templates 2008

Back to TOP